LANJUTAN: Sejarah Pendirian Sekolah Indonesia Makkah

Sejarah Pendirian Sekolah Indonesia Makkah

Sejarah Pendirian Sekolah

a. Latar Belakang

Baitullah dan Masjidil Al-Haram di Makkah memiliki daya tarik yang sangat kuat
bagi kaum muslimin dari seluruh pelosok dunia untuk berkunjung ke tempat suci ini.
Keberadaan sejumlah warga Indponesia di kota Makkah sejak puluhan bahkan ratusa
tahun yang lalu, pada awalnya melaksanakan ibadah haji dan mempelajari Islam dari
ulama-ulama di Makkah, sebagian kembali ke tanah air dan sebagiannya lagi mene-
tap di Makkah sampai beranak cucu, banyak pula yang telah menjadi warga Saudi.
Sesuatu yang membanggakan dan telah membawa harum bangsa Indonesia di mata
mata orang Arab pada abad ke- 20 adalahj banyak yang menjadi ulama yang diakui
oleh masyarakat Arab, mereka menjadi pengajar pada halaqah (kelompok belajar A-
gama Islam) di Masjidil Al-Haram dan pada beberapa Rubath (semacam pesantren)

Perkembangan jumlah warga Indonesia di Makkah cukup pesat, saat ini dibagi dua
Kelompok. Pertama mukimin yang telah memiliki pekerjaan tetap dan sejumlah TKI
formal yang tinggal bersama keluarganya, kedua adalah TKW pembantu rumah tang-
ga yang sejak pengiriman pertama tahun 1979 sampai sekarang.

b. Pendidikan Anak Warga Indonesia.

Keturunan Indonesia yang telah menjadi warga Saudi menyekolahkan anak mereka
pada sekolah-sekolah Saudi, banyak diantara mereka yang tidak bias berbicara dalam
bahasa Indonesia, bahkan lebih bangga mengaku orang Saudi. Sementara warga In-
donesia yang masih tetap sebagai warga Negara RI terutama pendatang baru, umum-
nya mereka mengalami kesulitan menyekolahkan anak-anaknya melalui pendidikan
formal karena beberapa kendala, diantaranya :

1) Kesulitan memasukan anak ke sekolah Saudi akibat peraturan yang sangat ketat
2) Keadaan ekonomi mereka tidak memungkinkan untuk memasukkan anak ke seko-
lah swasta atau sekolah Internasional karena biayanya sangat mahal
3) Jauh dari Sekolah Indonesia yang berlokasi di Jeddah

Sebagian lainnya mencukupkan pendidikan anak-anaknya dengan pendidikan Islam
dan pendidikan Al-Qur’an di mesjid-mesjid di sekitar tempat tinggal mereka, jumlah
mereka cukup banyak dan mendambakan adanya pendidikan formal.

c. Langkah Persiapan Pendirian Sekolah

Keadaan ini mendesak sejumlah tokoh masyarakat Indonesia di Makkah untuk me-
ngupayakan adanya sebuah sekolah Indonesia, dengan segala daya mereka melaku-
kan berbagai langkah dengan melakukan pertemuan-pertemuan untuk mengupayakan
berdirinya sebuah sekolah formal.

Mengingat besarnya keinginan warga masyarakat Indonesia di Makkah untuk mendi-
rikan sekolah formal, maka pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Makkah mengadakan
pertemuan memutuskan untuk memperjuangkan keberadaan sekolah, kemudian kepu
tusan tersebut dibawa ke pertemuan antar Pengurus Cabang Istimewa NU Arab Saudi
dan untuk mempermudah serta mempercepat terwujudnya keinginan tersebut, pengu-
rus NU membentuk tim 9 (Sembilan), yang tugasnya adalah :

1) Mendata secara kasar jumlah warga masyarakat Indonesia yang mempunyai anak
usia sekolah
2) Menyewa gedung calon Sekolah Indonesia Makkah dengan biaya PCI NU Arab
Saudi yang terletak di Distrik Al-Utaibiyyah Makkah Al-Mukarramah
3) Mencari informasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk terwujudnya Sekolah
Indonesia Makkah

Untuk membantu dan meringankan tugas tim 9, maka PCI NU Arab Saudi memben-
tuk panitia pendiri sekolah dengan tugas yang relative sama dengan tugas tim 9.

Kronologis kegiatan yang dilakukan menuju terbentuknya Sekolah Indonesia Mak-
kah :

1. Tanggal 21 Mei 2000 Atdikbud melakukan pembicaraan dengan konsul Jenderal
Jeddah, Kepala Bidang Pensosbud menanggapi keluhan masyarakat Indonesia di
Makkah mengenai pendidikan anak-anaknya. Pembicaraan saat itu baru sampai pa-
da pengungkapan berbagai alternative yang dapat ditawarkan kepada mereka, anta-
ra lain merreka beersekolah di Sekolah Indonesia Jeddah dengan menyiapkan ken-
daraan antar jemput Jeddah-Makkah, persiapan asrama anak-anak di Jeddah dll.

2. Tanggal 22 Mei 2000Masyarakat Indonesia Makkah mengundang Konsul Jenderal
RI Jeddah, Kepala Bidang Pensosbud KJRI dan Kepala Sekolah Indonesia Jeddah
Untuk sebuah pertemuan yang diadakan di sebuah gedung sewaan yang direnca-
nakan untuk gedung sekolah, mereka menegaskan kembali bahwa, keinginan untuk
mendirikan sebuah sekolah Indonesia di Makkah, tidak mungkin dapat ditunda
sampai tahunan, mereka mengharapkan kegiatan belajar anak-anak sudah dapat di
mulai pada awal tahun pelajaran baru 2000/2001.

3. Tanggal 23 Mei 2000 Kabid. Pensosbud KJRI beserta Kepala Sekolah Indonesia
Jedddah melakukan kunjungan ke KBRI Riyadh untuk melanjutkan pembicaraan
dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan, sekaligus memenuhi undangan Direk-
tur Jenderal Sekolah Internasional dan Sekolah Asing Kerajaan Arab Saudi dalam
pertemuan dengan pimpinan 160 sekolah asing di seluruh KSA. Dalam pertemuan
ini Atdikbud menyarankan untuk :

a. menempuh jalan yang resmi melalui izin Kementerian Pendidikan setempat, un- tuk itu Atdikbud akan berusaha melakukan pendekatan kepada Dirjen Sekolah Asing Kementerian pendidikan dan pihak terkait untuk mencari informasi dan
keterangan lebih lanjut.
b. Untuk sementara kemungkinannya hanya membuka kelas belajar di bawah tang-
gung jawab Sekolah Indonesia Jeddah dan dimulai dari kelas satu SD
c. Dilakukan pendataan calon murid yang benar-benar memiliki dokumen tinggal
resmi (Iqamah), mengingat saat ini pemerintah Arab Saudi sangat gencar mener-
tibkan warga asing dan pendatang.

4. Tanggal 30 Mei 2000 lima tokoh masyarakat dipimpin oleh Ir. Ahmad Fuad Abd.
Wahab berkunjung ke KBRI melakukan pertremuan dengan Atdikbud menyampai-
kan hasil yang telah dibicarakan di Makkah dan Jeddah, serta menyampaikan ber-
kas usulan pendirian sekolah yang dilengkapi dengan daftar susunan panitia, daftar
calon guru dan daftar calon murid dengan lampiran foto copy kartu penduduk res-
mi KSA. Dalam pertemuan itu Atdikbud menekankan kembali bahwa untuk kelan-
caran semua harus melalui jalur resmi, dan semua data yang telah diterima akan di-
jadikan sebagai bahan pengajuan kepada Direktur Jendertal Sekolah Asing. Pada
hari itu juga Atdikbud mempertemukan mereka dengan Bapak Duta Besar RI, se-
kaligus menyampaikan laporan perkembangannya. Duta Besar menekankan agar
semua upaya di negeri ini tidak melanggar ketentuan pemerintah setempat dan memerintahkan Atdikbud untuk segera menghubungi pejabat terkait di Kemen
terian Pendidikan Arab Saudi.

5. Tanggal 01 Juni 2000, Atdikbud melaksanakan kunjungan ke Makkah, melanjutkan
pembicaraan dan mellihat rencana lokasi dan persiapan yang telah dilakukan, serta
melengkapi data yang akan diajukan ke Direktorat Jenderal Sekolah Asing Riyadh.

6. Tanggal 5 Juni 2000 Atdikbud melanjutkan kunjungan dan pendekatan kepada Di-
rektur Jenderal Sekolah Asing Dr. Hammad bin Sulaiman Al-Hiwa, dengan memba
wa Surat Pengantar Duta Besar RI Riyadh, pembicaraan yang berlangsung sekitar
30 menit ini dengan hasil sebagai berikut :

a. Mendapat informasi bahwa menurut ketentuan Pemerintah Arab Saudi tidak di-
perbolehkan mendirikan sekolah asing untuk kota suci Makkah dan Madinah.
b. Untuk sebuah Sekolah Indonesia, Kementerian Pendidikan akan mengizinkannya
dan akan memberikan dukungan menimbang beberapa hal, antara lain : Masyara-
kat Indonesia di kota ini cukup banyak, semua warganya muslim, moral keislam
an merupakan bagian dari kurikulum pendidikan Indonesia, sekolah Indonesia
yang telah ada (di Jeddah dan Riyadh) merupakan sekolah yang selalu mengin-
dahkan ketentuan Kementerian Pendidikan KSA,dll.
c. Secara administrative Kementerian Pendidikan tidak mengizinkan sekolah yang
berada di Makkah di bawah Sekolah Indonesia Jeddah, mengingat Makkah dan Jeddah merupakan daerah administrative yang berbeda.
d. Sekolah yang akan dibuka disarankan untuk sementara berada di bawah naung- an sebuah sekolah swasta milik warga Arab Saudi di wilayah Makkah.
e. Hanya menerima murid dari warga Negara Indonesia
f. Menggunakan kurikulum Indonesia, guru warga Indonesia, serta bahasa pengan-
tar bahasa Indonesia

7. Tanggal 11 Juni 2000, Atdikbud beserta Kabid Pensosbud KJRI beserta tiga tokoh
masyarakat melakaukan pendekatan kepada Kepala Wilayah Kem. Pendidikan Ma-
kah Dr. Abdullah Alhuwaedy dan Kepala Urusan Pendidikan Swasta Mr. Shalih
Abdullah Hanuts. Pihak Kepala Wilayah Pendidikan Makkah menyatakan bahwa
yang bersangkutan telah dihubungi oleh Dirjen Sekolah Asing di Riyadh dan siap
membantu, saat itu menunjuk sekolah swasta “ Al-Anjal “ yang akan memayungi
sekolah Indonesia untuk sementara . Kepala Wilayah Makkah menegaskan pula,
yang akan bertanggunjawab terhadap kelancaran pendidikan sekolah yang berada di
bawah naungannya.

8. Pada tanggal yang sama, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke sekolah Al-An
jal, dengan melakukan pembicaraan mengenai rencana tersebut, beberapa kesepa-
katan dicapai antara lain :
a. Pihak Al-Anjal siap menjadi induk bagi sekolah Indonesia, dan siap mempertang gungjawabkan kepada pihak Kementerian Pendidikan
b. Bangunan yang digunakan akan dipersiapkan oleh pihak Al-Anjal, yaitu bangun an yang terletak dalam lingkup komplek Al-Anjal sendiri.
c. Biaya administrsi dikenakan 25 % dari SPP yang diterima.
d. Untuk tahun pertama dibebaskan dari beban sewa gedung, dan untuk selanjut- nya akan diperhitungkan berdasarkan jumlah kelas yang digunakan.
e. Mengenai kurikulum guru dan lainnya diserahkan kepada pihak penyelenggara
Sekolah Indonesia

9. Masih pada hari yang sama (11Juni 2000) maalam harinya diselenggarakan perte-
muan antara masyarakat dengan Duta Besar RI Prof. Dr. Baharuddin Lopa, SH di
Wisma Haji Makkah, yang dihadiri oleh sekitar 150 warga Indonesia yang umum-
nya mereka itu calon orang tua murid. Dalam kesempatan itu Duta Besar menyam-
paikan dukungannya yang besar terhadap hasrat masyarakat Makkah sebagai gam-
baran dari tanggun jawab yang besar terhadap pendidikan anaknya, untuk masa de-
pan mereka, juga menyampaikan harapannya agar keinginannya ini tidak merupa-
kan keinginan selintas, karena akan cukup besar dampaknya pada kelangsungan
pendidikan, dan agar tidak terlalu mengandalkan pada sumbangan dari luar. Sikap
mandiri dan berdiri sendiri akan membuat jalannya sekolah ini akan lebih lancar
dan dapat bertahan walaupun menghadapi berbagai situasi. Pada kesempatan itu
hadir pula Ketua Umum PBNU K.H. Hasyim Muzadi yang kebetulan sedang da-
lam perjalanan umrah, yang menyampaikan sambutannya dengan memberikan du-
kungannya terhadap pendirian sekolah Indonesia untuk anak-anak Indonesia di
Makkah dan langsung memberikan sumbangan uang sebesar US $ 5.000,00.
Pada bagian akhir ini dilakukan dialog dengan Duta Besar dan Ketua Umum PB
NU, yang dipandu oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan.

10. Tanggal 12 Juni 2000. Panitia melanjutkan pertemuannya dengan pihak sekolah
Al-Anjal membicarakan lebih lanjut mengenai hubungan antara sekolah Indonesia
dengan sekolah Al-Anjal, serta pelaksanaan dan segala sesuatu yang berkaitan de-
ngan hal-hal yang bersifat teknis.

11. Tanggal 14 Juni 2000, Panitia dan calon guru mengadakan pembicaraan dengan
Kepala Sekolah Jeddah beserta beberapa guru bertempat di Makkah, mengenai tek-
nis pelaksanaan belajar mengajar, serta penentuan criteria calon guru yang memili-
ki cuikup kemampuan baik secara akademis maupun teknis mengajar untuk kondi-
si di Makkah Arab Saudi.

12. Selanjutnya panitia terus melakukan berbagai persiapan yang diperlukan, sehingga
pada pelaksanaannya nanti, segala sesuatunya bias berjalan dengan lancar.

Akhirnya pada tanggal 17 Juli 2000, Sekolah Indonesia Makkah diresmikan oleh Bapak Dubes RI Bapak Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H di gedung Sekolah Al-Anjal sekaligus memberikan bantuan uang sebanyak SR 5.000,00, dan pada tanggal 27 Juli 2000 dimulai pro-
ses belajar mengajar di Sekolah Indonesia Makkah dengan satu kelas 26 murid dan satu guru.

Demikian identitas dan secara singkat sejarah pendirian Sekolah Indonesia Makkah, yang diambil dari sumber-sumber sebagai berikut :

Syarief Hidayat, Drs., M.Hum, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Laporan Khusus Rencana
Pembukaan Sekolah Indonesia di Kota Makkah, Kedutaan Besar Republik Indonesia,
Riyadh, 2000.

Yayasan Al-Maarif Sekolah Indonesia Makkah, Profil Sekolah Indonesia Makkah Arab Saudi
Makkah Al-Mukarramah.

free counters

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP